Jumat, 01 Juli 2011

Memecat Karyawan Berjilbab, Perusahaan AS Digugat

Dipecat karena menolak membuka jilbab, Hani Khan, seorang muslimah Amerika Serikat mantan karyawati Abercrombie & Fitch Co. menggugat perusahaan ritel busana tersebut di pengadilan federal Amerika Serikat pada Senin, 27 Juni 2011 waktu setempat.

Hani Khan berasal dari San Mateo, California. Ia menyatakan, para manager toko telah memberi tahu dia agar membuka jilbabnya sebagai bagian dari "Look Policy" rangkaian toko pakaian itu, yaitu citra orang kulit putih yang muda dan atletis. Padahal ia direkrut manajer perusahaan tersebut saat sedang mengenakan jilbab. Sang manajer mengizinkannya memakai jilbab asalkan berwarna khas perusahaan. Nyatanya, empat bulan kemudian Khan diminta untuk melepas jilbabnya saat bekerja. Wanita berusia 20 tahun ini pun akhirnya dipecat karena menolak.

"Saya merasa dikecewakan, mengingat saya tumbuh di negara yang katanya menjamin kebebasan beragama, seperti yang diatur undang-undang," kata Khan dalam sebuah konferensi pers. "Kasus ini adalah tentang prinsip, kebebasan mengekspresikan agama Anda dengan bebas, dan dapat bekerja di Amerika Serikat," lanjut Khan.

Setelah dipecat, Hani Khan menyampaikan keluhan ke US Equal Employment Opportunity Commission, yang pada September 2010 memutuskan Hani Khan telah menjadi korban diskriminasi. Ia mengajukan tuntutan hukum terhadap Abercrombie & Fitch setelah gagal mencapai kesepakatan penengahan dengan toko pengecer tersebut, kata CAIR.

"Abercrombie & Fitch tak bisa bersembunyi di balik "Look Policy" untuk membenarkan tindakan melanggar hak sipil Hani Khan," kata Araceli Marinez-Olguin, pengacara dari lembaga bantuan hukum. Abercrombie dijerat dengan tuduhan pelanggaran hak-hak sipil yang dijamin oleh pemerintah pusat dan daerah serta undang-undang ketenagakerjaan.

Abercrombie & Fitch, pengecer pakaian yang berorientasi pada para pemuda dengan reputasi buruk karena iklannya menampilkan model muda yang berpakaian minim, telah berulangkali menghadapi masalah hukum akibat "Look Policy"-nya.

Pada September 2009, pemerintah AS menuntut perusahaan tersebut karena melakukan diskriminasi terhadap seorang Muslimah di Tulsa, Oklahoma. Perempuan itu menuduh perusahaan tersebut telah menolak untuk memperkerjakannya sebab ia memakai jilbab.

Kasus serupa pada 2008, seorang Muslimah mengatakan seorang manager di satu toko Abercrombie & Fitch di Milpitas, California, telah menulis "bukan penampilan Abercrombie" di formulir wawancaranya dan menolak untuk menerima perempuan itu sebagai pegawai setelah Muslimah tersebut mengajukan lamaran pekerjaan. Tahun lalu, pemerintah AS menuntut perusahaan itu karena melakukan tindakan diskriminasi sehubungan dengan kejadian tersebut.

Kasus lain, sebuah tuntutan berskala federal sebesar US$40 juta (sekitar Rp344 miliar) turut dialamatkan oleh para karyawan dan pelamar ras kulit hitam, Hispanik, dan Asia pada perusahaan yang sama. Abercrombie pun tidak mengaku bersalah, meskipun akhirnya diminta memperbaiki kebijakan guna meningkatkan keragaman.(ant/vn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar