Pernyataan tersebut disampaikan Prof Maman Abdurrahman, Ketua Umum Persatuan Islam (Persis) dalam konferensi pers di sela-sela acara Asia Pasific Communty Conference for Palestine di Jakarta.
Selain Persis, konferensi pers ini juga dihadiri oleh perwakilan organisasi Islam lain yang peduli pembebasan Palestina, yaitu: Spirit of Aqsha, Ikatan Dai Indonesia, dan Mathlaul Anwar.
Para perwakilan organisasi Islam itu sepakat bahwa upaya pembebasan Palestina harus menjadi perhatian seluruh umat Islam, dan Indonesia harus menjadi penggerak utama dalam upaya tersebut.
"Sebagai negara yang tertulis dalam konstitusinya anti terhadap penjajahan, maka wajib bagi bangsa Indonesia untuk mengutuk segala bentuk penjajahan dan membela negeri yang terjajah. Dan negara yang saat ini sedang terjajah adalah Palestina," ujar Dr Ahmad Satori Ismail, Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia.
Sementara itu dukungan agar Indonesia menjadi negara motor penggerak dalam pembebasan Palestina juga datang dari Soltani Bougerra, perwakilan NGO asal Al-Jazair yang juga hadir dalam acara tersebut.
Menurutnya, dalam sejarah panjang bangsa Indonesia, Indonesia pernah menjadi penggagas terselenggaranya Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955 untuk kemerdekaan bangsa-bangsa yang masih terjajah.
"Palestina adalah satu-satunya negara yang belum terbebas dari penjajahan, dan sekaranglah saatnya melalui forum ini Indonesia bisa menjadi penggerak pembebasan," ujat Soltan.
Lebih lanjut, Prof Maman menegaskan untuk bisa melakukan program besar itu sekarang saatnya NGO dan organisasi Islam yang peduli pada pembebasan Palestina bersatu dalam satu wadah.
"Setelah ini diharapkan lembaga-lembaga yang peduli pada pembebasan Palestina bersatu dalam satu forum yang akan menekan pemerintah Indonesia untuk mengakui pembebasan Palestina. Serta mendukung pemerintah untuk meyakinkan negara lain yang belum mengakui Palestina sebagai sebuah negara," harapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar